Monday, July 5, 2010

PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI

Pengertian Filsafat "Philosophia"
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.


Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Beberapa arti filsafat menurut para ahli:
Aristoteles ( (384 - 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
  1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
  2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
  3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
  4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
            Smart Click

Thursday, June 24, 2010

JANGAN NYONTEK



UNTUK PARA SISWA/SISWI  DAN ANAK-ANAKKU, Nyontek alias ngrepek, alias njiplak, plagiat, nyadur , norok buntek (madura) adalah beberapa kata yang hampir bersinonim makna. Masing-masing memiliki potensi melemahkan rasa kepercayaan diri. Si pelaku terkadang menganggap perbuatan ini adalah hal kecil, yang tidak berpengaruh negatif, bahkan ironisnya justru hal ini sering berbalik dianggap itu suatu bagian dari usaha. Tapi jika dikaji secara jernih ,ternyata hal itu berimplikasi dan berpengaruh besar terhadap perkembangan sikap mental kemudian berubah menjadi kebiasaan. Karena menjadi kebiasaan akhirnya meningkat menjadi sifat. Kalau sudah menjadi sikap dan sifat, maka kebiasaan yang merupakan penyakit mental ini akan menjadi budaya yang sulit dihindari dan terbawa dalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari.
    Menghilangkan kebiasaan ini memang tidaklah mudah, sebab sebagai mana telah disebut sebelumnya ini sudah hampir menjadi budaya yang seakan tidak tabu, tidak terkecuali di dalam dunia pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga pada level yang paling tinggi. Tapi ini bukan berarti tidak ada  perkecualian. Masih ada beberapa lembaga pendidikan yang sudah sejak berdirinya sudah diseting untuk tidak memberi kesempatan sedikitpun pada budaya yang tampak sederhana tetapi berbahaya ini. Lembaga-lembaga ini biasanya memberikan sangsi berat bagi para siswa / mahasiswanya/ santrinya yang melakukan praktek mencontek dalam setiap pelaksanaan ujian, baik lokal maupun nasional, karena sesungguhnya lembaga-lembaga yang melakukan hal ini sadar bahwa budaya mencontek adalah akar awal dari budaya korupsi yang merajalela di negeri kita saat ini khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya.
    Tidak bisa disangkal , sebenarnya semua pelaku “pernyontekan”,- (saya beri tanda petik karena saya belum yakin apakah kata berimbuhan ini sudah benar menurut kaidah bahasa Indonesia yang benar atau belum)- tahu bahwa nyontek adalah perbuatan yang tidak terpuji. Ini terbukti hampir semua pelaku melakukannya secara sembunyi-sembunyi dengan berbagai cara dan trik. Cara dan trik ini semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan Iptek. Ini merupakan bukti bahwa jika semua pelaku mengikuti kata hati nurani, mereka akan mengatakan bahwa nyontek itu perbuatan tercela yang dalam bahasa agama disebut dhzalim 'ala nafsi  atau8 'ala nafsihi ( merusak diri sendiri atau atas dirinya sendiri).

    Tapi juga sedah mulai banayak mereka yang sama sekali tidak merasa malu dan tabu saat melakukan hal ini. Tidak sebatas siswa , tetapi hingga ironisnya kalangan guru dan dosen saat melaksanakan tugas seperti saat pengisian porto folio , skripsi , disertasi dan lain sebagainya. Kalau sudah demikian siapa yang mau disalahkan, siswa, atau guru, atau bahkan para guru sepiritual yang ada di pesantren-pesantren, biara-biara, gereja-gereja atau vihara? Tapi sekali lagi masih ada perkecualian baik individu maupun lembaga yang menghindari hal ini. Saya berharap semoga pembaca termasuk yang dikecualikan itu. Sambung lagi...........

Sunday, June 13, 2010

JADIKAN RUMAH SEBAGAI SENTRAL PENDIDIKAN GENERASI BANGSA

Banyak orang selama ini masih berpandangan bahwa pendidikan itu yang utama hanya bisa diperoleh dari bangku sekolah atau perkuliahan. Dengan pandangan ini maka muncullah imij bahwa seorang yang sedikit mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah formal diidentikan dengan keterbelakangan. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa kieberhasilan seseorang tergantung di mana dia sekolah, dan gelar apa yang telah ia dapat..........

Thursday, May 13, 2010

MANUSIA DAN SYETAN BERLOMBA DALAM TAWURAN

Bentrokan lagi, bentrokan lagi. Tawuran lagi, tawuran lagi.  Itulah pertanyan sebagian besar rakyat Indonesia. Kenapa yang namanya pertikaian, persengketaan dan bentrokan bahkan tawuran semakin sering terjadi. Hampir setiap hari televisi menayangkan orang yang bertikai, bentrok dan tawuran. Entah itu bentrokan antar sesama mahasiswa, antar mahasiswa dengan pihak kepolisian, antara masyarakat dengan satuan polisi Pamong Praja atau Satpol PP, antara warga satu kampung dengan  kampung lainnya, antar supporter sepakbola ataupun antar anak-anak sekolah.
Unik, tapi tidak menarik. Lucu tapi membuat hati pilu. Lihat saja, kalau sudah kadung ribut alias tawur, batu-batu berseliweran, pentungan melayang ke sana kemari, darah berceceran, dan korban pun berjatuhan. Mereka laksana berperang melawan musuh bebuyutan. Padahal bisa jadi diantara lawan yang diserang itu ada saudaranya, ada keluarganya, ada tetangganya, atau ada teman ngajinya.
Seperti yang terjadi belum lama ini, kerusuhan dalam bentokan yang terjadi di area makam Mbah Priuk antara msayarakat dengan pihak aparat. Kedua belah pihak mengklaim palin g benar dan berhak mempertahankan posisinya. Tawuran tak terelakkan, bangsa yang katanya ramah dan bertatakrama ini tercoreng. Massa dan aparat yang terlibat bentrok nampak begitu beringas. Kemana rasa kemanusiaan, kemana rasa persaudaraan.
Kalau tawuran sudah terlanjur, apa mau dikata. Paling hanya saling tuding karena masing-masing tidak ada yang merasa bersalah. Lantas, apa yang didapatkan dari tawuran?. Tentu hanyalah penyesalan. Kerugian bukan hanya materi tapi juga non materi, seperti rasa trauma, ketakutan dan hilangnya kepercayaan bangsa lain terhadap negeri ini.
Orang kalau sudah terlanjur esmosi (baca emosi) memang lupa segalanya. Yang ada di kepalanya hanya ingin melampiaskan amarah. Yang ada di hatinya hanya perasaan benci. Coba kita berkaca dari kisah dua putra nabi Adam AS, yaitu Qabil dan Habil. Qabil yang tidak terima dengan kenikmatan yang diterima adiknya, Habil jadi gelap mata. Ia bunuh saudaranya sendiri. Allah SWT mengisahkan peristiwa ini sebagai pelajaran bagi ummat manusia yang lain. Disebutkan dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (27). Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.
(28). Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim. (29). Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi”. (30). (QS. Al-Maidah: 27-30)
Kalau ada dua orang bertikai yang menang adalah syetan. Kalau ada dua kelompok bentrok, maka syetanlah yang senang dan “tepuk tangan” karena berhasil menamakan permusuhan pada dada manusia.
Kita diperintahkan agar selalu memikirkan matang-matang dampak atau akibat dari ucapan dan perbuatan kita, dari langkah dan tingkah kita. Ada sebuah pepatah bijak, Man tafakkaro fil ‘awaaqib, amina minal mashooib, artinya,Barang siapa yang merenungi dampak atau akibat, maka dia akan aman dari musibah”.
Jadi sebelum melakukan sesuatu kita pertimbangkan mashlahat dan mudharatnya, kira-kira bahaya apa tidak, kira-kira merugikan atau tidak, jangan main tabrak saja. Setiap pertikaian atau bentrokan biasanya diawali karena kecerobohan dan ketergesa-gesaan mengambil langkah akibat menuruti emosi.
Sekarang kita punya tugas berat bagaimana mengendalikan emosi. Rasulullah SAW sudah mengingatkan kita bahwa  musuh yang terberat adalah nafsu diri sendiri.  Makanya nafsu itu perlu dibimbing, ditenangkan, didamaikan dan dibersihkan dengan banyak berdzikir, mengingat Allah serta mengingat hari akhirat.

Saturday, May 1, 2010

SELAYANG PANDANG

PAP FASTABIQUL KHAIRAT adalah semacam majelis taklim yang dirancang oleh Pemuda Muhammadiyah Cabang Genteng, dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan dan pencerahan umat. Sesuai nama yang diambil, PAP FASTABIQUL KHAIRAT bermaksud mengajak kepada seluruh umat Islam untuk selalu berlomba dan berkompetisi untuk berbuat baik (ma'ruf) sebanyak - banyaknya dan bernahi mungkar sebanyak-banyaknya pula, sehingga tercipta suatu masyarakat madani yang diidam-idamkan yaitu masyarakat yang dalam istilah Al-Qur'an "BALDATUN THOYYIBATUN WAROBBUN GHAFUR".
Untuk menuju cita-cita tersebut bukanlah hal yang mudah, memerlukan proses yang panjang dan perjuangan yang tidak kenal menyerah dan pantang putus asa, dan yang lebih penting lagi adalah terprogram dengan menejemen yang profesional.
Pada awalnya memang mengalami banyak kendala, perbedaan pendapat antara kaum muda dan para senior Muhammadiyah, namun itu hal yang biasa selama dalam koridor untuk berbuat yang lebih baik bagi ummat.
PAP FASTABIQUL KHAIRAT sudah berusia kurang lebih 10 tahun sejak berdirinya.Alhamdulillah kini jamaahnya sedah mencapai kisaran rata-rata 800 jamah yang datang dari wilayah Banyuwangi Selatan. Ini merupakan perkembangan yang menurut saya bukan fantastis, tetapi perkembangan yang natural, lambat tetapi pasti.
Melihat hal itu, selaku panitia penyelenggara, sekaligus Tim pendiri PAP FSTABIQUL KHAIRAT, kami akan selalu berusaha untuk meningkatkan berbagai pelayanan bagi para jamaah, baik dari segi nara sumber yang memiliki kualitas keilmuan yang memadai, juga fasilitas-fasilitas pendukung berupa bangunan fisik, Klinik Kesehatan Khusus Jamaah, Gedung Peristirahatan para narasumber, Tempat parkir kendaraan, Pusat perbelanjaan , Perpustakaan, dan banyak hal kami programkan secara bertahap sehingga semakin hari semakin terasa manfaatnya di tengah-tengah ummat.
Perlu diketahui oleh khalayak publik, bahwa PAP FASTABIQUL KHAIRAT INI meskipun didirikan oleh Pemuda Muhammadiyah Cabang Genteng, namun materi pengajian bersifat umum, dan boleh diikuti oleh masyarakat umum. Hal ini terkandung niatan, supaya menumbuhkan ukhuwah Islamiyah di kalangan umat Islam, tanpa memandang perbedaan ormas, ataupun aliran. Tetapi, perlu digaris bawahi, kami tetap selektif dalam menentukan nara sumber, acuannya adalah selama tidak menyimpang dari ajaran Al-Qur'an dan As-Sunah. Itu saja.
Ini dulu sebagai pembuka , insyaallah blog ini akan kami sempurnakan secara bertahap sehingga pembaca lebih merasa nyaman dalam membaca maupun memberikan tanggapan. Harry:Ahad 1 Mei 2010